Siang del, udah lama ga kutak-katik draft note lagi. kemarin ada hari
kejepit, pas bgt buat nge ganja dan nulis. ini ada sedikit bahasan del,
tapi sifatnya global, ga spesifik mengenai scene. Tapi ga menutup
kemungkinan juga ada beberapa dari kita di scene juga pernah ngalamin
hal ini. Toh kita kan juga kan bagian dari keresahan global dan alienasi
masyarakat modern..
Kalau lo rasa cocok di posting di noiseblast, akan sangat menyenangkan
del, membuka kanal-kanal dan menggulirkan kembali kemungkinan itu untuk
menjadi kemungkinan lain. bahasan nya agak sedikit lama dan berat. tapi
toh kan public harus di edukasi juga. ini del link nya jika berkenan.
Terima kasih del.
http://lifestyle.kompasiana.com/urban/2012/11/21/1111-angka-kembar-dan-keresahan-global-509917.html (Ayudhia Virga Bastari)
11:11 ANGKA KEMBAR
Notes ini akan saya mulai dengan sebuah pertanyaan, Apakah anda pernah
mengalami sebuah kondisi dimana anda secara berulang melihat kemunculan
angka kembar. 11.11, 22.22 pada jam tangan digital anda, 1111 pada plat
nomor kendaraan, 7777 pada resi tagihan kartu kredit. Bisa dimana saja,
kapan saja dan terjadi secara berulang. (Lebih dari 5 kali dalam
sebulan) ? Beberapa waktu, saya sempat mendapati beberapa teman yang
dalam status facebooknya menuliskan sesuatu terkait fenomena kemunculan
angka kembar yang saya maksud diatas. Hal ini menarik perhatian
saya..karena saya memang pernah mengalami hal serupa terkait fenomena
tersebut. Dan kemungkinan saya membaca status mereka adalah kemungkinan
yang mereka gulirkan sehingga membuka kemungkinan bahwa di luar sana
orang seperti saya akan membaca kemungkinan yang mereka gulirkan dan
menjawabnya dengan menggulirkan kembali kemungkinan tersebut.
Sebenarnya sudah sejak lama saya ingin membahasakan “perasaan” ini
menjadi sebuah notes. Menggulirkan lagi sebuah kemungkinan bahwa ini
akan dibaca oleh orang lain diluar sana yg mungkin merasakan hal yang
sama dengan apa yang saya rasakan. Namun seperti biasa ketergesaan hidup
dan deraan rutinitas memaksa saya menjadi malas. Menyimpan kembali
draft notes ini jauh-jauh terkubur puluhan folder didalam laptop saya.
Libur panjang kemarin..adalah pinch in the head..membuat saya kembali membuka perangkat talismanic saya. Menghisap dalam-dalam asap nya. Mensynchronize
jiwa saya kedalam gelombang alam semesta dan membiarkan mitokondria
dalam tubuh saya terhanyut dalam perputaran rotasi bumi. Dan lalu mulai
menulis.
Sebelum membaca lebih jauh deskripsi yang akan saya suguhkan mengenai
teori-teori terkait kemunculan angka kembar ini. Tolong di pahami bahwa
apa yg akan saya kemukakan adalah murni didasari pada observasi pribadi
(pengalaman personal) dan rangkuman informasi lain (extrenal) yg saya
temukan dan saya percayai memberikan jawaban kepada saya perihal
fenomena kemunculan angka kembar ini. Bisa jadi ini memang sangat
personal dan belum tentu sesuai dengan pemahaman rasional anda. Ada
beberapa teori yang menurut saya terkait dengan fenomena kemunculan
angka kembar. Antara lain :
1. Teori Fokus Pikiran.
“We do not see with our eyes. We see with our brains” What we see is only what our brain tells us to see” John Medina.
Secara Psikologis, kita cenderung untuk melihat apa yg ingin kita
lihat..dengan kata lain, ada semacam pemusatan fokus perhatian kita
terhadap suatu obyek spesifik (bisa berupa bentuk tertentu, bilangan
tertentu atau bahkan warna tertentu), sebagai contoh, saya memiliki
phobia yang luar biasa terhadap sejenis serangga (baca : kecoa), Alam
bawah sadar saya melabeli obyek (yang dalam hal ini kecoa) sebagai
sesuatu yang sangat berbahaya, luar biasa penting, prioritas
utama..sebuah ancaman ultra bagi saya. Fikiran saya berkoordinasi dengan
semua indra terkait hal tersebut, meminta mereka untuk waspada terhadap
object yang dimaksud tadi, fikiran memberikan semacam daftar pencarian
orang “DPO” berisi ciri-ciri mengenai object tersebut (kecoa misalnya),
yg didistribusikan ke semua posko-posko indra..agar ketika salah satu
dari mereka, mendengar, melihat atau merasakan obyek dengan ciri diatas
mendekat..mereka dapat langsung segera melaporkan ke pada pusat komando
yakni otak (fikiran kita), untuk kemudian membuat reaksi lanjutan.
Reaksinya ya bisa macam-macam, bisa lari, loncat, menghindar, mengambil
racun serangga, mengambil sendal atau apapun. kesemua reaksi lanjutan
diputuskan tergantung kondisi dilapangan saat itu. Jika jarak serangga
sudah terlalu dekat, mungkin tubuh akan bereaksi dengan meloncat, jika
masih di jarak yg agak jauh (jarak aman), mungkin tubuh akan
diperintahkan mengambil racun serangga atau jika ada sendal / benda lain
untuk memukul di sekitar tubuh, maka otak memerintahkan untuk segera
mengambilnya.
Itulah mengapa saya menjadi sangat sigap merespon kemunculan binatang
tersebut dan memerintahkan tubuh untuk segera bereaksi. Saya menjadi
lebih “awas” terhadap pergerakan serangga kecoa ini, bahkan saya bisa
merasakan mereka dari bunyi kepakan sayap dan bau nya yg khas. Sekelebat
saja serangga tersebut terlihat di ujung mata saya, tubuh saya merespon
dengan sangat gece..(gerak cepat). Respon ini mungkin tidak dirasakan
oleh orang-orang dengan kondisi phobia yg berbeda,atau tidak memiliki
ketakutan / phobia sama sekali dengan si serangga mutant ini (baca :
kecoa). Biasanya, ketika ada 4 orang dalam grup dengan 1 orang yg
mengalami phobia ini, maka si orang dengan phobia kecoa ini lah yang
seringkali mengetahui / menemukan lebih dulu keberadaan kecoa, dimana 3
orang lain nya cenderung tidak begitu awas/aware.
Dan semakin saya memfokuskan perhatian saya terhadap serangga tersebut,
entah kenapa membuat saya semakin sering menemukan mahkluk tersebut
berada di sekitar saya..menguak kebenaran yang menakutkan bahwa
sesungguhnya mereka ada sangat dekat dengan saya selama ini..dan dalam
jumlah yang sangat banyak. Mengingat mereka satu-satunya serangga yang
mampu bertahan dari ion radiasi nuklir (meski bukan pada suhu panas
akibat ledakan hulu nuklir) dan dalam kondisi survival extreme lainnya,
bukan tidak mungkin suatu saat pasca perang nuklir..mereka akan
mendominasi permukaan bumi, berevolusi dan memangsa manusia yang
tersisa..Ini membuat saya merasa perlu menambahkan satu lagi sub dalam
genre atau tema-tema apocalyptic. Setelah Zombie apocalypse, Nuclear
apocalypse. sekarang tentu KECOA APOKALIPS.
enough, selesai curhat soal phobia saya. Relevansi nya dengan pemunculan
angka berulang adalah..ketika kita menemukan pemicu (angka berulang
pertama) secara kebetulan, biasanya kejadian ini akan mengaktifkan
sistem “DPO” (Daftar pencarian orang/object) fikiran kita..melabeli
“kebetulan” tadi dengan tag special dan saat sistem mulai di set,
maka fokus kita akan mulai mencari / mengenali /mengidientifikasikan
hal-hal dengan spesifikasi DPO yang diberikan oleh fikiran. Itu sebabnya
memunculkan banyak penemuan-penemuan berulang dari angka kembar
tersebut..sama seperti saya seringkali menemukan kemunculan-kemunculan
kecoa di sekitar saya..
“Ada jutaan bahkan milyaran kemungkinan /probabilita terjadinya
angka berulang/angka kembar di sekitar kita..saat kita memfokuskan
pikiran kita secara mendalam terhadap hal tersebut..maka kemunculan
mereka akan dapat kita ramalkan..dapat kita prediksi waktu kemunculan
nya..( (ini secara disadari atau tidak disadari)..”
2. Bahwa kita terkoneksi secara erat dengan alam semesta.
Bagi saya pribadi, pertengahan 2011 adalah masa dimana saya seringkali
menemukan kemunculan angka kembar..yang paling sering muncul adalah
11.11. 22.22, 18.18 atau rentetan 3 angka kembar seperti 444 dan 999.
Pada jam digital di PC, Handphone, jam tangan, pada no seri kendaraan,
pada poster di pinggir jalan, hingga tampilan argo pada taksi yang
tengah saya tumpangi..luar biasa bukan..tiba-tiba hidup saya di penuhi
oleh kemunculan angka kembar ini. Dalam seminggu saya bisa lebih dari 6
kali menemukan kemunculan angka kembar tersebut..hal ini terus berlanjut
selama hampir 5 bulan lamanya..
Saya percaya bahwa kemunculan angka kembar tersebut merupakan sebuah
probabilita, yang dimunculkan oleh suatu sebab (probabilita sebelumnya)
dan akan memunculkan probabilita berikutnya/lanjutan. Ini tentu saja
terjadi bukan tanpa alasan..Namun yang masih sulit untuk saya pahami
adalah bagaimana menafsirkan dengan pasti isi pesan dan alasan apa di
balik kemunculan nya.
Saya kemudian mencoba untuk mulai lebih meresapi kondisi saya dan
menganalisa lingkungan di sekitar saya..mencoba menghubungkan
garis-garis tanda tersebut dan melihatnya sebagai sebuah big
picture(gambaran yang utuh). Saya mencoba memahami pola-polanya. Saya
mulai menganalisa waktu kemunculan nya. Menganalisa tempat kemunculan
nya dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi kemunculan angka kembar
tersebut. Apa yang terjadi dalam hidup saya belakangan? peluang? Karir?
Kehidupan percintaan, keluarga? apa saja yang berubah..apa saja yang
tidak biasa..
Semakin saya amati, persaan yang timbul justru semakin komplek..sulit
sekali mengidientifikasi variable-variabel kemunculan nya. Di beberapa
bulan terakhir saya malah dibuat bingung dengan munculnya sebuah
variabel baru, yakni “ lampu penerangan jalan” yang sering tiba-tiba
menyala pada saat saya lewat. Ketika terjadi lebih dari 5 kali dalam
sebulan, hal ini tentu tidak bisa saya anggap sebagai sebuah kebetulan.
namun entah apa yg ingin disampaikan..saya benar-benar timbul -
tenggelam dalam kebingungan saya menterjemahkan alasan dan pesan dibalik
kejadian-kejadian ini.
November 2011.. Ada semacam “kesadaran” yang saya rasakan. Secercah
jawaban atas kebingungan saya selama hampir 4 bulan belakangan. Untuk
pertama kalinya,saya merasa akan diarahkan kepada suatu hal tertentu,
suatu probabilita lain yang akan membuat perubahan yang signifikan
terhadap hidup yang saya jalani. Saya runut kebelakang..dan untuk
pertama kalinya pula saya mampu sedikit mengenali salah satu faktor
kemunculan nya..
Mereka seringkali muncul ketika ada semacam perasaan murni yang dominan
dalam diri saya. Perasaan ini bisa berupa kebimbangan, keresahan, apa
saja yang terasa dominan..tapi yang sering terjadi pada diri saya,
adalah mereka bereaksi terhadap perasaan bahagia. Sebuah
kebahagiaan..bahagia yang tulus yang mana perasaan tersebut “terasa
dibenarkan”, misalnya. Setelah saya melakukan/memikirkan suatu hal
(mostly berkaitan dengan kebaikan) dan muncul sebuah perasaan bahagia
ini, Maka biasanya akan muncul tanda tersebut. Seringkali saya
terjemahkan secara bebas menjadi : “Ya benar kamu sudah dijalan yang tepat” atau “Kamu
yakin akan terus berjalan disini” kurang lebih seperti itu isyarat yang
disampaikan alam semesta kepada saya. “Sebuah kedipan di lampu jalan
atau susunan angka kembar, bisa juga pola suara tetesan air hujan pada
kolam…apapun ini, semuanya menjelaskan kepada saya bahwa alam semesta /
tuhan mencoba berkomunikasi kepada kita dengan cara-cara yang sering
kali tidak kita sadari. Konsep inilah yang mungkin dalam keseharian kita
dipahami sebagai sebuah firasat.“
Akhir Desember 2011, Ada dua kejadian besar yang memiliki pengaruh
signifikan terhadap hidup saya. Dan setelah Januari 2012..saya tidak
lagi melihat deret angka-angka kembar tersebut.. Well, Poin saya.
Terlepas dari apakah pesan tersebut dapat saya terjemahkan
dengan benar atau tidak, meskipun misalnya tidak ada sesuatu yang
berubah secara signifikan dalam hidup saya. Kejadian ini telah membawa
saya untuk sejenak berhenti dari rutinitas dan ketergesaan hidup.
Menemukan diri saya kembali..berbicara kepadanya dalam diam,
mendengarkan perkataan nya serta membuat saya lebih peka terhadap apa
yang terjadi pada nya (my inner self ) dan melihat secara utuh hubungan
diri saya dengan alam semesta di sekitar saya.
Bagi sebagian orang, Fenomena kemunculan angka kembar (mostly 11.11) mungkin bisa jadi semacam “wake up call”
yang menginfluence mereka (dengan penafsiran masing-masing tentunya)
untuk melakukan sesuatu yang besar bagi hidup mereka..suatu kebaikan.
Sebuah marka jalan yang mengarahkan mereka kepada arah yang ingin mereka
tuju. Penafsiran ini tentu nya menjadi sangat personal dan berbeda
bagi masing-masing pribadi yang mengalaminya. Bahkan seringkali terbawa
sampai pada level yang sangat spiritual..menguatkan kembali makna bahwa
kita sebagai manusia sebenarnya terhubung secara erat kepada alam
semesta dan tuhan pencipta kita. “Alienasi, tirani modernisasi serta
impersonalitas yang mengental seiring dengan kemajuan teknologi yang
semakin intimidatif, membuat kita seringkali hilang dalam gamang
..tercerai dari konektivitas alam semesta…jiwa kita kering kerontang..”
3. Alienasi manusia modern dan kebangkitan spiritual.
Hempasan arus globalisasi yang deras merasuk ke seluruh relung kehidupan
masyarakat dewasa ini tentu membawa berbagai pengaruh terhadap pola
prilaku dalam kehidupan masyarakat modern. Desakan rutinitas dan
tingginya ritme kerja merupakan salah satu ekses dari tingginya
penyerapan dan penyeragaman tatanan global pada tingkat masyarakat.
Kemudahan dan modernitas yang terbawa oleh globalisasi turut berpengaruh
terhadap pola-pola interaksi masyarakat modern.
Mengingat para manusia modern ini hanya punya sangat sedikit waktu untuk
sejenak singgah memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusiawi mereka maka cara
pemenuhan kebutuhannya pun haruslah bersifat instant, cepat, dan
ringkas. Makanan cepat saji, transportasi cepat, hingga pemuasan nafsu
sexsual pun tak lolos dari kriteria instan dan cepat tadi. Semua serba
cepat, mudah, instant, serta meminimalisir interaksi mendalam antar
manusia lainnya. Kemudahan dan semua aksesibilitas yang dimiliki
diperoleh melalui suatu proses pertukaran-pertukaran nominal. Mereka
harus membayar untuk bisa merengkuh berbagai kemudahan dan aksesibilitas
tadi. Membayar untuk memiliki nilai dan status dimata manusia
lain,membayar untuk membahagiakan seseorang, dan bahkan membayar untuk
sekedar eksis dan diterima. Sedemikian fatalnya pola-pola dan proses
tersebut bercampur dalam keseharian manusia-manusia modern, sehingga
tanpa mereka sadari kondisi tersebut telah berakumulasi menjadi sebuah
kewajaran. Sebuah kewajaran untuk menukar keunikan-keunikan mereka
dengan nilai-nilai nominal dan selera pasar dimana keberhasilan seorang
manusia, berguna atau tidaknya dirinya dimata masyarakat murni
ditentukan oleh bagaimana nilai jualnya di mata pasar.
Kondisi yang demikian menempatkan manusia pada penilaian yang tidak
berdasar pada kualitas kemanusiaan yang dimilikinya, melainkan oleh
keberhasilannya di sebuah pasar. Dengan begitu, penghargaan terhadap
manusia berdialektika secara terus-menerus melalui penegasan dari orang
lain yang berlandas pada nilai jual dan keberhasilan sebagai makhluk
sosio-ekonomi. Pada akhirnya setiap orang didorong untuk berjuang keras
menjadi pekerja yang sukses dan kaya demi penegasan akan keberhasilannya
itu. Kemakmuran melambangkan nilai jualnya yang tinggi dan dihargai di
pasar. Sedangkan kemiskinan dimaknai sebagai sebaliknya. Tidak ada
pengaruhnya apakah seseorang itu adalah baik, jujur, setia pada
kebenaran dan keadilan, dan seterusnya. Sejauh kondisi ekonominya tidak
makmur, maka dia dinilai belum menjadi orang yang sukses Mereka
berkerja siang dan malam,berlomba dan saling berkejaran demi merengkuh
sebuah makna dan penerimaan,yang mana dalam dunia yang berorientasi
pasar, nilai, makna dan status tersebut hanya dapat dicapai melalalui
pemupukan jumlah nominal.
Pola rutinitas dan ritme kerja yang sedemikian parah demi mencapai
tujuan mereka akan makna mengakibatkan manusia modern ini
bertransformasi menjadi para pemuja modernitas. Penghamba kemudahan.
Segala sesuatu nya harus serba instant, cepat, dan mudah. Kondisi ini
tentu berdampak pada semakin minimnya hubungan dan interaksi sosial yang
mendalam di antara manusia-manusia modern tersebut. Semua obralan
seolah terbatas hanya di lingkup pertukaran nominal dan praktek-praktek
jual beli. Kesenangan pun termodifikasi hanya melalui keterkaitan dengan
nominal. Ketulusan menjadi sesuatu yang sangat sulit ditemui dalam diri
manusia modern. Mereka seolah bergerak tanpa makna dan kosong. Mereka
seolah menjadi seperti robot-robot yang sangat kesepian.mereka menjadi
terasing satu sama lain.bahkan terhadap diri mereka sendiri. Kondisi ini
dikenal dengan istilah kondisi Teralienasi.
Dalam kealphaan makna dan kegamangan inilah.. jika boleh meminjam istilah dari John Naisbitt, dalam sebuah
“kondisi paradoks global”, muncul sebuah kebutuhan yang luar biasa akan
secercah kehangatan bagi jiwa manusia yang gelap dan kosong.. Apa boleh
buat, tampaknya kita manusia, entah karena fitrahnya, atau sekadar
kebutuhan survival nya, memang memerlukan lebih dari sekedar
modernisasi dan rasionalisme yang kering…
Saya sesungguhnya percaya bahwa pada saat kita terlahir ke dunia ini..
ada seperangkat ingatan/memori dan pesan-pesan yang belum
teridientifikasikan, semacam kode yang belum terstruktur, tersimpan di
dalam relung terdalam benak kita. Ingatan-ingatan tersebut tidak
terkooptasi oleh konsep-konsep duniawi, bukan seperti bentuk-bentuk
idientifikasi yang kita kenal dan kita pelajari dari lingkungan di
sekitar kita selama ini. Semua ingatan-ingatan tersebut terkubur dalam
sekali, tertimbuan jutaan perintah dan pelajaran yg kita terima dari
masyarakat/society, penetrasi nilai-nilai dan konsep-konsep yg di
paksakan diterima kedalam diri kita. Memori-memori kita tentang tuhan,
gambaran tentang dimensi-dimensi di luar konsep dan idientifikasi yg
kita pahami selama ini. Tentang kekacauan dan kegelisahan bawah sadar
tentang siapa diri kita dan apa tujuan kita sebenarnya berada di sini..
Saya percaya bahwa kita semua terlahir sebagai sebuah kemungkinan dari
kemungkinan yang terjadi sebelum kita..dan kita akan menjadi sebuah
kemungkinan bagi kemungkinan lain di kemudian waktu..Itulah yang
membangun dunia yg kita kenal selama ini.
Jika kita bayangkan dunia ini sebagai sebuah mesin..dimana dalam mesin,
setiap elemen terkecil pun memiliki fungsi dan porsi nya masing-masing
dalam bersubstansi menggerakan kerja mesin…jika saya dan kalian semua
adalah elemen dalam mesin…maka saya dan kalian semua berada disini untuk
sebuah alasan..
I’d imagine the whole world was one big machine. Machines never
come with any extra parts, you know. They always come with the exact
amount they need. So I figured, if the entire world was one big machine,
I couldn’t be an extra part. I had to be here for some reason. And that
means you have to be here for some reason, too.(Hugo Cabret)
Mungkin memori inilah yang konon menyusun komposisi psikologis manusia..
Digebah-gebah seperti apa pun, dibenamkan sekuat tenaga pun, ia tetap
bercokol disana..membentuk sebuah realitas spiritual yang kokoh..
Lalu apa korelasi antara fenomena kemunculan angka kembar ini, dengan
perangkat memori tersebut.. Mungkinkah ini merupakan sebuah panggilan
yang timbul secara instingtif (work by system). Saat jiwa kita memang
telah pada limitnya untuk menahan kegamangan dan kegelisahan nya. Sama
seperti saat mulut kita secara reflek berteriak “Auuuch” saat kaki kita
terinjak dengan keras…maka bisa jadi fenomena kemunculan angka kembar
ini tercipta akibat demand (kebutuhan) dari jiwa kita yang sebenarnya
gundah. Kegundahan tersebut kemundian tervibrasi menjadi probabilita
yang membentuk kemunculan angka ini..Mereka mencari jalan untuk kembali
mengingatkan kita akan keberadaan mereka (memori tersebut)… Mengingatkan
kita untuk kembali pulang…mensynchronize sekali lagi jiwa kita dengan
alam semesta..menyirami kerontang jiwa kita dengan spiritualisme..
4. Keterkaitan dengan lightworkers
Lightworkers, secara harfiah di artikan sebagai para pekerja cahaya.
Adalah istilah bagi mereka yang terpanggil untuk melakukan
kebaikan-kebaikan dengan maksud merubah keburukan dunia.Lightworkers
telah membuka diri mereka pada sebuah kesadaran spiritual. Mereka
menjadi lebih peka dan sadar terhadap perubahan-perubahan di sekitar
mereka. Mereka percaya bahwa mereka secara kolektif akan mampu
memberikan perubahan yang signifikan terhadap realitas keburukan dunia.
Menjadi “Sadar” akan membawa kita kepada sebuah pola pikir dan
cara pandang baru. Ketika kita benar-benar sadar. Kita akan mampu
melihat konektifitas yang menghubungkan kita dan hal-hal lain di sekitar
kita dengan alam semesta. Membawa kita lebih jelas lagi melihat segala
sesuatu yang terjadi. Membawa kita menemukan sebuah kebenaran. Dan
ketika kita mampu melihat kebenaran, maka kita akan memiliki kemampuan
untuk mengubah realitas, atau setidaknya cara kita berpikir tentang
realitas”
Kemunculan angka kembar (11.11) seringkali diasosiasikan sebagai asal
mula munculnya sebuah kesadaran spiritual para lightworkers ini. Sebuah
panggilan bagi para lightworkers untuk memenuhi takdir mereka, membawa
kebaikan dibumi yang telah usang ini.
Menurut Laura Warnke dalam intuitive journal, Siapa saja yang
mengalami dan kemudian berusaha mencari makna dibalik kemunculan angka
kembar tersebut, akan melakukan perjalanan menuju semacam fase kesadaran
spiritual. Perubahan-perubahan akan terjadi disekeliling mereka, dunia
di sekitar mereka, dan bahkan realitas mereka mulai berubah. Mereka akan
menyadari bahwa mereka ditakdirkan untuk melakukan suatu misi. Mengubah
dunia menjadi tempat yang lebih baik untuk ditinggali.
Menurut hemat saya, mungkin terminologi Lightworkers ini merupakan
sebuah fase lanjutan, atau bisa dibilang next level dari pencerahan
spiritual yang kita terima dengan memaknai kemunculan-kemunculan angka
kembar tersebut. Jiwa kita merespons isyarat yang mereka
berikan..seperti yang telah saya jelaskan diatas, hal ini mungkin bisa
jadi semacam wake up call bagi kita untuk secara kolektif memaknai bahwa
dunia harus berubah.. Kekerasan, ketamakan dan keserakahan,
kriminalitas yang hampir tiap hari mewarnai tayangan berita di layar
kaca kita, harus disudahi…dunia yang menuju punah ini, harus segera
direstorasi.
5. Idientifikasi dari Kaum Numerologist.
Kaum numerologist percaya bahwa setiap angka mempunyai karakternya
sendiri-sendiri. Semua hal di dunia termasuk angka memiliki getaran dan
frekuensi tertentu. Sebelas adalah angka yang sangat spiritual dan kuat.
Dan seperti angka dan simbol lainnya di sekitar kita, 11:11 merupakan
bagian dari kesadaran kolektif. 11.11 adalah perlambang dari kebangkitan
kesadaran spriritual. Ada beberapa idientifikasi numerologist terkait
kemunculan angka kembar (Mostly 11.11) yang saya rangkum dari beberapa
sumber info, antara lain :
Angka kembar (11.11) dipercaya memiliki aura spiritual yang sangat kuat.
Angka kembar diyakini menggambarkan sebuah proses aktivasi kesadaran,
dimana kita diberikan/diarahkan kepada sebuah kesempatan untuk memilih
jalan menuju manifestasi dari keinginan kita atau pada suatu jalan
kebenaran. (lagi-lagi teringat the word a pinch in the head nya M. Night
Shyamalan dalam film lady in the water. Lady in the water sendiri
dikisahkan sebagai sebuah kiasan dari perjalanan inner voice/suara hati
menembus kesadaran dan rasionalitas duniawi. Dimana tokoh Narf (sosok
nymph) melakukan perjalanan yang berbahaya penuh dengan rintangan hanya
untuk bertemu dengan tokoh Vick ran. Setelah Narf menatap mata Vick ran,
maka Vick ran akan mendapat sebuah tamparan spiritual yang dalam film
itu di sebut pinch in the head.Vick ran sendiri akhirnya memenuhi
takdirnya untuk menuliskan sebuah buku yang nantinya buku tersebut akan
membawa pengaruh besar terhadap pemimpin dunia masa depan.
Di beberapa kultur eropa, Angka kembar digambarkan merupakan
perlambangan dari vibrasi kedamaian yang menyelimuti jiwa orang-orang
yang akan meninggal. Menurut kepercayaan saat angka kembar tersebut
muncul maka gerbang penghubung menuju tempat tinggal nenek moyang mereka
disurga telah terbuka. Dan jiwa mereka telah siap melangkah masuk.
Para Numerologist percaya, 11.11 seringkali dikatakan sebagai
perlambangan dari purity atau kesucian dan kemurnian jiwa sekaligus
kehancuran total (Teringat satu quotes dari chuck palahniuk dalam
fight club. , loosing all hope is freedom. I mean total freedom…total
purity..for total destruction.). Selain itu ada pula yang
berpendapat bahwa kemunculan angka kembar adalah saat dimana roh
pelindung mu berusaha mengirimkan sinyal berisi pesan kepadamu. Mereka
berusaha menarik perhatian mu.
2 Komentar
ulasan yg menarik. sy juga sering mengalami fenomena angka kembar.
BalasHapussalam kenal :)
sangat menarik min.hehehe
BalasHapus